Jakarta, 28 Mei 2025 –
TransTRACK, perusahaan teknologi (tech enabler) yang berfokus pada digitalisasi operasional armada
kendaraan melalui solusi fleet operation
optimizer dan supply chain integrator,
terus memperkuat langkah ekspansinya ke pasar halal regional. Bersama
Perbadanan Islam Johor (PIJ) Halal Ventures, TransTRACK menyelenggarakan Focus
Group Discussion (FGD) bertajuk “Kolaborasi
Industri Halal Internasional – Johor dan Indonesia” dihadiri oleh
perwakilan Badan Penyelenggara Jaminan
Produk Halal (BPJPH), Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS),
serta ESQ Halal Center.
FGD
ini diharap dapat menjadi ajang strategis untuk membahas penyelarasan
sertifikasi halal antarnegara, sinergi kebijakan perdagangan halal, serta peran
teknologi dalam memperkuat kepercayaan dan keterlacakan dalam rantai pasok
halal. Langkah ini merupakan upaya strategis Pemerintah Negara Bagian Johor,
melalui Perbadanan Islam Johor Halal Ventures Sdn. Bhd. (PHVSB), menginisiasi
implementasi sistem pemantauan logistik halal di Malaysia. Sebagai langkah
strategis, PHVSB menjalin kemitraan dengan TransTRACK, yang ditandai dengan
penandatanganan perjanjian kerja sama strategis (Head of Agreement) pada
Agustus 2024 untuk mengembangkan Integrated Halal Logistics System (IHLS) dan
Halal Logistics Platform (HLP).
Ekonomi
halal global diproyeksikan mencapai USD 5 triliun pada 2030, didorong oleh
lonjakan permintaan, kesadaran terhadap standar halal, dan tren konsumsi etis.
Ini menjadi peluang strategis bagi Indonesia dan Malaysia untuk memperkuat
peran sebagai pemimpin dalam ekosistem halal dunia.
Hari Setiawan, Chief Operating Officer TransTRACK menuturkan bahwa ada banyak insight yang diperoleh dari FGD ini. “Salah satu temuan penting dalam FGD ini adalah adanya kesepahaman antara Indonesia dan Malaysia (khususnya negara bagian Johor) bahwa produk bersertifikat halal tidak memerlukan sertifikasi ulang saat masuk ke negara mitra, melainkan cukup melalui proses registrasi. Ini menjadi angin segar bagi pelaku industri halal dan membuka peluang efisiensi dalam perdagangan lintas negara. Kolaborasi seperti ini perlu terus didorong, termasuk melalui inisiatif MoU dan pelatihan auditor halal yang ditawarkan oleh BPJPH. Kolaborasi dengan pelaku logistik halal di Indonesia juga akan mulai dilakukan, hal ini senada dengan kesediaan dari pengurus Asosiasi Halal Logistik Indonesia (AHLI) yang turut hadir dalam FGD tersebut, dalam membangun sinergi halal logistik antara Indonesia dan Johor, Malaysia.
Aris Pujud Kurniawan
Co-founder dan CTO TransTRACK menekankan pentingnya
teknologi dalam pengembangan ekosistem halal. “Dari sisi teknologi, kami
melihat masih ada ruang dalam pengawasan logistik halal secara real-time,
meskipun armada dan gudang halal sudah tersedia. Belum ada sistem terintegrasi
yang dapat memantau pergerakan barang halal dan menjamin produk terdistribusi
dengan benar tanpa ada kontaminasi dari produk non-halal lainnya. Di sinilah
TransTRACK hadir, sebagai integrator sistem yang mampu menjembatani kebutuhan
industri dan regulator dalam membangun ekosistem logistik halal yang
transparan, efisien, dan terpercaya.”
Wan Aminudin Aminin bin Wan
Sulaiman, Perbadanan Islam Johor Halal Ventures
menggarisbawahi pentingnya sinergi Indonesia - Malaysia dalam pengembangan
industri Halal. “Harapannya MoU antara Johor dan Indonesia dapat dilakukan
dalam waktu dekat, karena hubungan Indonesia dan Malaysia yang sama-sama bisa
memperjuangkan industri halal. Sehingga, barang dari Malaysia bisa dinikmati di
Indonesia dan barang dari Indonesia bisa dinikmati di Malaysia. Kami juga
berharap ada warehouse atau pusat distribusi produk halal yang dapat menjadi
penghubung antara Indonesia dan Malaysia.” By : Joppie Novaesa
Comments
Post a Comment