Perang Harga Mobil Listrik di GIIAS 2025: Diskon Menggoda, Konsumen Lama Resah

Jakarta, 12 Agustus 2025- Ajang GIIAS 2025 menghadirkan suasana kompetisi harga yang ketat di antara berbagai merek mobil listrik, mulai dari entry-level hingga premium. Misalnya, Wuling Air EV menawarkan diskon hingga Rp 80 juta—varian Lite bisa dibeli mulai Rp 160–170 juta hanya di pameran ini . Seres E1 juga memberikan potongan harga hingga sekitar Rp 40 juta, sementara VinFast VF3 turun dari sekitar Rp 230 juta jadi Rp 192 juta serta voucher modifikasi Rp 5 juta. Selain itu, BYD Atto 1 hadir dengan harga promosi antara Rp 195–235 juta per unit. Strategi agresif ini membuat konsumen semakin dimanja dengan banyak pilihan harga menarik.

Persaingan harga ini tentu menguntungkan konsumen baru, tetapi menimbulkan keresahan bagi pengguna awal mobil listrik yang telah membeli sebelum ajang pameran. Banyak yang khawatir bahwa harga pasar mobil bekas akan anjlok drastis setelah banyak diskon muncul. Seperti yang diungkap dalam survei, salah satu alasan konsumen ragu membeli mobil listrik adalah “takut harga jual bekas anjlok”. Mereka merasa telah menjadi early adopter tanpa menikmati harga terbaik, di tengah kebutuhan untuk mengganti baterai atau mempertahankan nilai jual kembali di masa depan.

Lebih lanjut, pasar sekunder EV memang menunjukkan tren depresiasi yang cukup nyata. Hal ini diperkuat oleh pernyataan pengguna seperti Medwin, yang menyebut kompetisi harga di pasar sekunder “sangat mengerikan”—bahwa “satu merek menyediakan 10 tipe berbeda di pameran ini”, yang kian membingungkan daya beli dan nilai kendaraan bekas. Selain itu, pengguna EV juga sering menghadapi kecemasan soal ketahanan baterai—bahwa bila kondisi baterai menurun, maka nilai jual mobil bekas anjlok signifikan.

Di sisi lain saingan sengit ini juga mendorong produsen untuk lebih kreatif dalam strategi harga dan layanan. Hal ini terlihat dari banyaknya model EV di rentang harga Rp 100-200 juta—seperti Wuling, BYD, Seres, dan VinFast—yang semakin memperluas akses konsumen ke mobil listrik. Namun, bagi mereka yang sudah membeli sebelumnya, momentum ini menjadi pengingat bahwa pasar EV sangat dinamis dan harga dapat berubah tajam dalam waktu singkat. Situasi ini menuntut kepekaan konsumen terhadap waktu beli dan pentingnya memahami potensi depresiasi EV di masa depan. By : Joppie

Comments